Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allahu Akbar... Allahu Akbar ... Allahu Akbar...
Gema takbir tahmid dan tasbih
berdengung di seantero pelosok bumi.
Memecahkan kesunyian di sepertiga
akhir malam. Membersamai terbitnya mentari di ufuk timur.
Mengawali aktifitas di pagi hari
kita di hari kemenangan, hari yang merdeka bagi jiwa-jiwa yang bertakwa, di
hari permulaan Syawal 1433 H.
Syukur alhamdulillah kita panjatkan
ke hadirat Allah s.w.t. Tuhan Semesta Alam. Dengan kasih dan sayangnya
menyampaikan umur kita pada hari ied mubarak ini. Memberikan kesempatan bagi
kita untuk memproklamirkan kemenangan bagi jiwa-jiwa kita setelah 1 bulan penuh
berjuang berjibaku melawan ganasnya godaan nafsu dan syetan.
Dua hari yang lalu, negara kita,
Indonesia tercinta genap berumur 67 tahun. Setiap tanggal 17 Agustus negara
kita kembali memproklamirkan kemerdekaannya. Proklamasi menjadi bukti
kemenangan bangsa ini melawan kebiadaban penjajahan setelah kurang lebih 350
tahun berjuang bersimbah darah dalam usaha menghapus jejak-jejak penjajahan di
bumi nusantara, akhirnya Allah s.w.t. mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa
ini. Lepas dari cengkeraman kaum tiran. Bebas dari penindasan kaum yang zalim.
Hari ini, kita ummat islam
seluruh nusantara, masih dalam semangat proklamasi kemerdekaan bangsa, juga
memproklamasikan kemenangan, kemenangan bagi jiwa kita, kemenangan bagi raga
kita. Menang dalam pertarungan hakiki melawan musuh abadi, yaitu nafsu diri dan
syetan yang terkutuk. Berbahagialah bagi jiwa-jiwa yang merdeka. Bergembiralah bagi
jiwa-jiwa yang menang. Sebab Allah s.w.t. akan memberikan predikat yang mulia
bagi mereka, yaitu predikat takwa. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Baqarah ayat 183
Selama 1 bulan penuh Ramadhan
telah mentarbiyah jiwa dan raga kita, mentarbiyah bagaimana berperang melawan
musuh abadi kita. Berpuasa di siang hari, menahan haus dan lapar, juga menahan
hawa nafsu dan amarah, memperbanyak ibadah kepada Allah swt, shalat berjama’ah,
dhuha, zakat, infaq, sadaqah, qiyam Ramadhan, tahajud, tilawatil qur’an, dan
ibadah2 ramadhan lainnya telah menggembleng pribadi angkuh kita, mengkarantina
jiwa ringkih kita, dan kemudian melahirkan diri kita yang fitri, suci, dan bersih.
Ibarat lembaran kertas putih tanpa noktah. Itulah kemenangan yang hakiki,
menang dan merdeka dari cengkeraman amarah, merdeka dari belenggu nafsu, bebas
dari tirani syaitoni.
Namun, perayaan kemenangan di 1
syawal ini bukanlah akhir dari perjuangan kita. Sebagaimana kemerdekaan yang
diraih oleh bangsa ini pada tanggal 17 agustus 67 tahun silam, tidaklah
berhenti sampai di titik ini. Proklamasi kemerdekaan adalah titik awal. Permulaan
untuk tumbuh dan berkembang. Awal untuk berkarya, bekerja memperbaiki sisi-sisi
yang terpuruk pada masa sebelumnya. Mengisi kemerdekaan, inilah pekerjaan
besar, sehingga bangsa ini tumbuh menjadi bangsa yang baldatun, thayyibatun wa
rabbun ghafur. Begitu pula dengan permulaan syawal, tidak semata menjadi momen
perayaan kemenangan di hari yang fitri, melainkan awal dari perjuangan yang lebih
berat.
Tidak ada benteng yang kokoh
sekokoh benteng di bulan Ramadhan. Tidak ada perlindungan yang tangguh
setangguh perlindungan di bulan Ramadhan. Bulan ramadhan mendidik dan melatih
kita berperang melawan hawa nafsu. Medan perang yang sesungguhnya adalah
bulan-bulan setelah ramadhan. Oleh karena itulah, amalan-amalan ibadah yang
telah dibiasakan di bulan ramadhan seyogyanya dipertahankan dan terus-menerus
ditingkatkan. Semoga di hari yang fitri ini dan dalam suasana proklamasi
kemerdekaan bangsa, semangat kita masih terus berkobar untuk melawan godaan
nafsu dan syetan.
Predikat takwa yang telah diraih
tidak sekedar jadi pajangan semata, namun menjadi penggerak jiwa dan raga dalam
menjalankan perintah Allah swt dan rasul-Nya dengan penuh totalitas.
Akhirnya, mari kita berdoa, “Allahumma Baliighna Ramadhan“ semoga
Allah mempertemukan kita kembali dengan bulan ramadhan di tahun yang akan
datang.
Bunga melati di pangandaran, di
bawa orang untuk kenduri
Ikhlaskan hati mohon kemaafan,
leburlah dosa di idul fitri
Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1433 H, mohon maaf lahir dan batin
Dirgahayu Republik Indonesia,
merdeka...!!!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Tidak ada komentar :
Posting Komentar