Sabtu, 18 Agustus 2012

Selamat Idul Fitri 1433 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allahu Akbar...  Allahu Akbar ... Allahu Akbar...
Gema takbir tahmid dan tasbih berdengung di seantero pelosok bumi.
Memecahkan kesunyian di sepertiga akhir malam. Membersamai terbitnya mentari di ufuk timur.
Mengawali aktifitas di pagi hari kita di hari kemenangan, hari yang merdeka bagi jiwa-jiwa yang bertakwa, di hari permulaan Syawal 1433 H.

     Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah s.w.t. Tuhan Semesta Alam. Dengan kasih dan sayangnya menyampaikan umur kita pada hari ied mubarak ini. Memberikan kesempatan bagi kita untuk memproklamirkan kemenangan bagi jiwa-jiwa kita setelah 1 bulan penuh berjuang berjibaku melawan ganasnya godaan nafsu dan syetan.

     Dua hari yang lalu, negara kita, Indonesia tercinta genap berumur 67 tahun. Setiap tanggal 17 Agustus negara kita kembali memproklamirkan kemerdekaannya. Proklamasi menjadi bukti kemenangan bangsa ini melawan kebiadaban penjajahan setelah kurang lebih 350 tahun berjuang bersimbah darah dalam usaha menghapus jejak-jejak penjajahan di bumi nusantara, akhirnya Allah s.w.t. mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa ini. Lepas dari cengkeraman kaum tiran. Bebas dari penindasan kaum yang zalim.

     Hari ini, kita ummat islam seluruh nusantara, masih dalam semangat proklamasi kemerdekaan bangsa, juga memproklamasikan kemenangan, kemenangan bagi jiwa kita, kemenangan bagi raga kita. Menang dalam pertarungan hakiki melawan musuh abadi, yaitu nafsu diri dan syetan yang terkutuk. Berbahagialah bagi jiwa-jiwa yang merdeka. Bergembiralah bagi jiwa-jiwa yang menang. Sebab Allah s.w.t. akan memberikan predikat yang mulia bagi mereka, yaitu predikat takwa. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183
 "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
 
     Selama 1 bulan penuh Ramadhan telah mentarbiyah jiwa dan raga kita, mentarbiyah bagaimana berperang melawan musuh abadi kita. Berpuasa di siang hari, menahan haus dan lapar, juga menahan hawa nafsu dan amarah, memperbanyak ibadah kepada Allah swt, shalat berjama’ah, dhuha, zakat, infaq, sadaqah, qiyam Ramadhan, tahajud, tilawatil qur’an, dan ibadah2 ramadhan lainnya telah menggembleng pribadi angkuh kita, mengkarantina jiwa ringkih kita, dan kemudian melahirkan diri kita yang fitri, suci, dan bersih. Ibarat lembaran kertas putih tanpa noktah. Itulah kemenangan yang hakiki, menang dan merdeka dari cengkeraman amarah, merdeka dari belenggu nafsu, bebas dari tirani syaitoni.

     Namun, perayaan kemenangan di 1 syawal ini bukanlah akhir dari perjuangan kita. Sebagaimana kemerdekaan yang diraih oleh bangsa ini pada tanggal 17 agustus 67 tahun silam, tidaklah berhenti sampai di titik ini. Proklamasi kemerdekaan adalah titik awal. Permulaan untuk tumbuh dan berkembang. Awal untuk berkarya, bekerja memperbaiki sisi-sisi yang terpuruk pada masa sebelumnya. Mengisi kemerdekaan, inilah pekerjaan besar, sehingga bangsa ini tumbuh menjadi bangsa yang baldatun, thayyibatun wa rabbun ghafur. Begitu pula dengan permulaan syawal, tidak semata menjadi momen perayaan kemenangan di hari yang fitri, melainkan awal dari perjuangan yang lebih berat.

     Tidak ada benteng yang kokoh sekokoh benteng di bulan Ramadhan. Tidak ada perlindungan yang tangguh setangguh perlindungan di bulan Ramadhan. Bulan ramadhan mendidik dan melatih kita berperang melawan hawa nafsu. Medan perang yang sesungguhnya adalah bulan-bulan setelah ramadhan. Oleh karena itulah, amalan-amalan ibadah yang telah dibiasakan di bulan ramadhan seyogyanya dipertahankan dan terus-menerus ditingkatkan. Semoga di hari yang fitri ini dan dalam suasana proklamasi kemerdekaan bangsa, semangat kita masih terus berkobar untuk melawan godaan nafsu dan syetan.

     Predikat takwa yang telah diraih tidak sekedar jadi pajangan semata, namun menjadi penggerak jiwa dan raga dalam menjalankan perintah Allah swt dan rasul-Nya dengan penuh totalitas.

     Akhirnya, mari kita berdoa, “Allahumma Baliighna Ramadhan“ semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan bulan ramadhan di tahun yang akan datang.

Bunga melati di pangandaran, di bawa orang untuk kenduri
Ikhlaskan hati mohon kemaafan, leburlah dosa di idul fitri
Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1433 H, mohon maaf lahir dan batin
Dirgahayu Republik Indonesia, merdeka...!!!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar :

Posting Komentar