dakwatuna.com – Bangunan unik nan megah, tempat bernuansa spiritual. Inilah dua hal yang dirasakan setiap pengunjung masjid ”Huai-Sheng” di China. Masjid ini satu-satunya peninggalan yang mengindikasikan bahwa Islam memiliki jejaknya di negeri ini semenjak awal.
Masjid yang terletakdi kota Guangzhow, Selatan China ini, sehari-hari menampug sejumlah besar umat Islam yang menunaikan shalat wajib.
Pada hari Jum’at, jumlah kaum muslimin asli China dan Asing yang shalat jum’at terhitung dua ribu (2000) jama’ah.
Arti
nama masjid Huai-Sheng ini adalah “Masjid Rindu Nabi Muhammad”.
Dinamakan demikian karena para pendatang Arab muslim yang datang di
China rentang waktunya masih dekat dengan masa Nabi. Boleh jadi para
pendatang Arab muslim itu masuk Islam pada zaman Nabi masih hidup,
untukk mengobati rasa rindu mereka terhadap Nabi, maka masjid yang
mereka dirikan diberi nama demikian.
Masjid ini sebagaimana masjid-masjid di China lainnya tidak hanya dibuka pada waktu shalat dan untuk mendengarkan ceramah saja. Bahkan
masjid digunakan juga untuk prosesi akad nikah, mengurus jenazah,
mendamaikan orang yang berseteru, menolong orang yang membutuhkan,
merencanakan lomba olah raga antar umat Islam…. beragam kegiatan ini
berjalan beriring.
Peninggalan Islam China Tertua
Tercatat bahwa masjid Huai-Sheng ini
merupakan masjid pusat di Guangzhow. Masjid ini merupakan bangunan
nuansa klasik yang menunjukkan tampilan yang indah dan unik. Di sekitar
masjid ini terdapat tempat-tempat penjualan makanan, menjual makanan
“Islami” seperti sayur-mayur dan daging. Kebanyakan orang Arab yang
berdomisili di China membeli daging “Halal” di tempat ini.
Nilai
masjid ini nampak dari keagungan sejarahnya dan kemegahan bangunannya
dengan ciri khas bangunan Arab-China; Menara bertingkat, tingginya 36
meter dari permukaan bumi… ia nampak cahaya yang membelah awan.
Dindingnya
terdiri dari dua tingkatan, dalam dan luar. Menara memiliki jendela
kecil, sebagai bagian dari fentilasi udara. Jika Anda naik sampai atas,
Anda akan melihat kota Guangzhow seluruhnya.
Menara
masjid khas Islami, meskipun usia pembangunannya telah sangat berumur,
namun menara ini masih terlihat gemerlap dan megah.
Banyak
sejarawan meyakini bahwa masjid ini adalah masjid tertua di China.
Tercatat masjid Huai-Sheng di bangun pada masa keluarga Tsung (tahun
618-907M).
Masjid ini dibangun oleh komunitas Arab Islam yang datang di China pada tahun 627M.
Prasasti Bertuliskan Arab
Di
masjid Huai-Sheng terdapat prasasti bertuliskan Arab, yang menunjukkan
bahwa bangunan masjid itu didirikan oleh Sayyid Waqqash, ketika ia
datang di China. Akan tetapi Waqqash yang diyakini umat Islam China ini
bukanlah Sahabat Nabi yang mulya, karena dalam sejarah Arab sendiri
tidak tercatat ada Sahabat Nabi yang berkunjung ke China.
China
termasuk negara awal yang di datangi Islam. Lebih dari seribu tiga
ratus tahun (1300) Islam tersebar di China sehingga Islam menjadi
keyakinan yang menyatu dengan puluhan minoritas di China.
Tercatat
lebih dari seribu tiga ratus tahun itu, umat Islam China dari berbagai
komunitas telah membangun masjid besar dan kecil. Data statistik
menunjukkan jumlah masjid di China sampai sekarang sebanyak tiga puluh
ribu (30 000) masjid. Sebagian menunjukkan sejarahnya yang gemilang,
sebagian memperlihatkan kemegahan arsiteknya.
Jumlah
penduduk China adalah terbesar di dunia, ketika Islam memberi pengaruh
di negeri tirai bambu ini dengan izin Allah, maka China akan menjadi
kekuatan yang sangat diperhitungkan ke-Islamannya di dunia.
Meski
saat ini sebagian besar muslim ‘taat’ adalah generasi berusia tua, kita
do’akan semoga generasi mudanya segera menemukan kembali identitas
ke-Islamanya. (in/ut)
copas from:
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/06/730/rindu-nabi-masjid-tertua-di-china/#ixzz23IVVMyf8
Tidak ada komentar :
Posting Komentar